Ketika membahas tentang penggunaan handphone, salah satu hal yang seringkali menjadi perbincangan adalah bahaya radiasi handphone. Namun, apakah bahaya radiasi handphone ini benar-benar merupakan fakta yang harus kita khawatirkan, ataukah hanya sekadar mitos belaka?

Menurut para ahli, bahaya radiasi handphone memang tidak bisa dianggap remeh. Dr. Devra Davis, seorang ilmuwan lingkungan dan penulis buku “Disconnect: The Truth About Cell Phone Radiation”, mengatakan bahwa radiasi yang dipancarkan oleh handphone dapat meningkatkan risiko kanker otak, gangguan tidur, dan masalah kesehatan lainnya. Menurutnya, kita sebaiknya mengurangi paparan radiasi handphone sebisa mungkin.

Namun, di sisi lain, ada pula yang berpendapat bahwa bahaya radiasi handphone hanyalah mitos belaka. Profesor Bernard Stewart, seorang ahli kanker dari University of New South Wales, mengatakan bahwa tidak ada bukti yang cukup kuat untuk menyatakan bahwa radiasi handphone dapat menyebabkan kanker. Menurutnya, lebih penting untuk fokus pada penggunaan handphone yang bijak daripada terlalu khawatir akan bahaya radiasinya.

Meskipun demikian, tidak ada salahnya bagi kita untuk tetap waspada terhadap bahaya radiasi handphone. Menjaga jarak antara handphone dan tubuh, menggunakan earphone atau speakerphone saat menelepon, dan mengurangi penggunaan handphone sebisa mungkin adalah langkah-langkah yang dapat kita lakukan untuk mengurangi risiko paparan radiasi.

Sebagai pengguna handphone, kita perlu bijak dalam menghadapi informasi seputar bahaya radiasi handphone. Jangan terlalu panik, namun juga jangan mengabaikan potensi risiko yang ada. Lakukan penelitian lebih lanjut, konsultasikan dengan ahli kesehatan, dan terus memperbarui pengetahuan kita tentang dampak penggunaan handphone terhadap kesehatan.

Jadi, apakah bahaya radiasi handphone merupakan mitos atau fakta? Jawabannya mungkin bergantung pada sudut pandang dan penelitian yang kita lakukan. Yang jelas, kesadaran akan potensi risiko radiasi handphone perlu terus dijaga demi kesehatan kita dan generasi mendatang.