Handphone atau telepon genggam telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Namun, tahukah Anda bahwa ada banyak mitos seputar sejarah handphone di Indonesia yang perlu kita bongkar?
Pertama-tama, mari kita membongkar mitos seputar asal-usul handphone di Indonesia. Banyak yang mengira bahwa handphone pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1990-an. Namun, menurut sejarawan teknologi, Dr. Budi Rahardjo, handphone sebenarnya sudah masuk ke Indonesia jauh sebelum itu, yaitu pada tahun 1980-an. “Handphone pertama yang masuk ke Indonesia adalah model Motorola DynaTAC 8000X pada tahun 1984,” ujar Dr. Budi.
Selain itu, ada juga mitos seputar harga handphone di Indonesia. Banyak yang mengira bahwa handphone di Indonesia sangat mahal karena tingginya harga impor. Namun, menurut Direktur Komunikasi Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI), Merza Fachys, harga handphone di Indonesia sebenarnya sudah semakin terjangkau. “Dengan semakin banyaknya produsen handphone lokal dan program subsidi pemerintah, harga handphone di Indonesia semakin terjangkau bagi masyarakat,” ujar Merza.
Selain itu, masih banyak mitos seputar keamanan handphone di Indonesia. Banyak yang mengira bahwa handphone bisa mudah diretas dan data pribadi bisa dicuri oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Namun, menurut pakar keamanan cyber, Andi Budiman, handphone bisa aman digunakan asalkan kita mengikuti langkah-langkah keamanan yang tepat. “Penting untuk selalu mengupdate sistem operasi handphone, menggunakan password yang kuat, dan tidak mengunduh aplikasi dari sumber yang tidak jelas,” ujar Andi.
Dengan membongkar mitos seputar sejarah handphone di Indonesia, kita menjadi lebih paham tentang perkembangan teknologi telekomunikasi di tanah air. Handphone bukan lagi sekadar alat komunikasi, tetapi juga menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari kita. Jadi, jangan percaya begitu saja pada mitos yang berkembang, tetapi cari tahu informasi yang akurat dan terpercaya.